Pesta Lesbi III
Sambungan dari bagian 02
Tanpa menunggu persetujuan Anita, tangannya sudah memegang tangan kanan
Anita dan diremaskannya ke payudara kirinya. Tangan kiri Anita dengan
sendirinya membelai paha Angga dan bibirnya dengan pelan mendarat di
bibir Angga. Keduanya berciuman dan saling perang antar lidah. Tangan
Angga melepas kancing baju seragam yang dipakai Anita. Anita
menghentikan ciuman dan belaiannya pada paha Angga. Dia melepas baju
seragamnya. Kemudian mengangkat daster kaos yang dipakai Angga sampai
terlihat kedua payudaranya. Dibelainya payudara kanan Angga. Angga pun
melepasdaster kaosnya sehingga Anita dengan leluasa menghisap payudara
kiri Angga sambil tetap membelai payudara kanannya.
"Aaahh.. aahh.. aahh.."
"Ehmm.. ehmm.. ehmm.."
Tangan Anita menghentikan belaiannya pada payudara kanan Angga. Dan
kini dihisapnya payudara kanan Angga sambil dia melepas kaos dalam dan
BH yang masih dipakainya. Dia lalu menelentangkan Angga dan menindihnya
sehingga kedua payudara mereka saling menempel. Kedua puting payudara
mereka saling digesekkan. "Ouohh.."
Setelah beberapa lama saling menggesekkan kedua payudara. Anita
kemudian menggeser tubuhnya ke samping Angga sambil tetap tengkurap.
Dilepasnya rok seragam yang masih dipakainya dan tidak ketinggalan
celana dalamnya. Angga juga melepas celana dalamnya dan duduk sambil
membelai punggung Anita. Dia kemudian menggesek-gesekkan kedua
payudaranya ke punggung Anita. Anita lalu ikut duduk dan mereka berdua
saling membelai kedua payudara. "Ehmm.. ehmm.. ehmm.."
Anita menceritakan bahwa semalam dia yang baru pulang dari
berbelanja keperluan sekolahnya. Dia melewati kamar Widya dan tanpa
sengaja melihat Widya dan Susan berpelukan erat sambil berciuman. Kedua
payudara mereka saling menempel. Kedua kemaluan mereka juga saling
menempel. Mereka berdua saling membelai punggung dengan halus. Mereka
berdua saling mengocok lubang pantat dengan jari telunjuk tangan kanan.
Angga terangsang dengan cerita Anita dan kini mereka berdua sudah
saling menjatuhkan. Anita kalah dan kemaluannya langsung digarap oleh
Angga. Dia menungging dan dikangkangnya kaki Anita. Mulutnya tepat pada
kemaluan Anita. Lidahnya dikeluarkan. Disentuhkannya ujung lidahnya ke
kemaluan Anita berulang-ulang.
Sekarang Angga sudah menjilati liang kemaluan Anita sambil jari
telunjuk tangan kirinya membuka lubang kemaluan Anita. Lidahnya
dimasukkan ke dalam celah lubang kemaluan Anita. Lidah Martha sudah
merasa puas bermain-main di kemaluan Anita. Sekarang jari-jarinya
dikeluar-masukkan ke dalam lubang kemaluannya. Dikocoknya pelan-pelan.
Mulut Angga rupanya belum puas dan ikut membantu jari-jari Angga dalam
mempermainkan lubang kemaluan Anita. Berkali-kali Anita mendesah.
"Aaahh.. aahh.. aahh.."
Kini puting payudara kiri Angga digesek-gesekkan ke kemaluan Anita.
Kedua tangannya juga meremas kedua payudara Anita bekerja sama dengan
kedua tangan Anita. "Aaahh.. aahh.. aahh.." Akhirnya Angga menghentikan
permainannya. Dia berdiri dan Anita juga ikut berdiri. Angga
membungkukkan badannya dan berpegangan pada kursi. Kakinya
dikangkangkan. Anita tahu maksudnya. Dia merebahkan tubuhnya tepat di
bawah tubuh Angga. Kedua tangannya kemudian meremas kedua payudara
Angga. Kemudian kedua tangannya menuju lubang kemaluan Angga. Jari
telunjuk tangan kirinya membuka lubang kemaluan Angga. Kemudian
jari-jarinya dikeluar-masukkan ke dalam lubang kemaluannya. Dikocoknya
pelan-pelan. Jari-jarinya juga dikeluar-masukkan ke dalam lubang pantat
Angga. "Aaahh.. aahh.. aahh.." Pelan-pelan tubuh Angga turun ke bawah
dan lubang kemaluannya tepat di lubang kemaluan Anita. Dia menindihi
Anita. Tetapi mereka berdua tidak melakukan apa-apa. Kemudian Angga
berdiri dan duduk di kursi. Anita juga ikut berdiri.
"Sini Nit.!"
Anita kemudian menghampiri Angga. Angga membimbing Anita untuk
duduk di pangkuannya dengan posisi terbalik. Mereka berdua berpelukan
erat sambil berciuman. Kedua payudara mereka saling menempel. Kedua
kemaluan mereka juga saling menempel. Setelah beberapa lama Anita
bangkit dari pangkuan Angga. Dia merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.
Angga ingin menghampirinya. Tetapi mereka berdua serentak membenahi
pakaiannya ketika mendengar suara mobil masuk ke dalam asrama.
KISAH IBU ANA
Ibu Ana berusia 37 tahun dengan ukuran payudara 42 dan tubuh yang
ideal. Dia seorang ibu rumah tangga yang mengelola asrama putri yang
didiami oleh Widya, Susan, Anita dan Angga. Ibu Ana menjadi lesbian
karena Anita. Ketika suatu siang dia ke asramanya dan diterima oleh
Anita yangbaru saja bercumbu dengan Angga. Dia memakai daster kaos
milik Angga.
"Mari Bu!" kata Anita mempersilakan Ibu Ana duduk.
"Bagaimana kabar anak-anak sini," sambil dia duduk di sofa panjang.
Anita kemudian menceritakan keadaan teman-teman satu asramanya. Tiba-tiba Angga muncul.
"Maaf Bu, saya mau pergi," kata Angga.
"Silahkan," jawab Ibu Ana.
Ketika itu Anita tanpa sengaja melihat kedua payudara Ibu Ana yang masih ditutupi pakaiannya.
"Ada apa Nit?" tanya Ibu Ana.
"Tidak apa-apa Bu," jawab Anita.
"Ibu darimana?" sambung Anita.
"Berbelanja."
Ibu Ana lalu mengeluarkan beberapa barang dari tas plastik dan
diletakkan di meja. Barang-barang itu memang disediakan Ibu Ana setiap
bulannya untuk memenuhi kebutuhan anak-anak di asramanya. Kebetulan Ibu
Ana memperoleh menjadi anggota dari sebuah agen produk kecantikan.
Anita tertarik pada sebuah barang yang setelah dikeluarkan dari tas
plastik tidak diletakkan di meja tetapi dimasukkan ke tas kecilnya.
"Itu apa Bu?"
"Ini buat Ibu."
Diserahkannya sebuah botol kecil ke Anita. Sebuah cream untuk membantu memperbesar dan memperindah payudara.
"Jadi ini ya? Yang membuat payudara ibu jadi besar itu. Saya mau Bu."
"Itu buat kamu saja. Nanti Ibu beli lagi."
"Caranya bagaimana Bu?"
"Tinggal diusap saja di payudaramu."
"Beri contoh Bu."
"Malu saya kalau.." Ibu Ana menghentikan perkataannya.
"Malu apa Bu?"
Ibu Ana hanya diam.
"Malu telanjang ya?"
Ibu Ana hanya menggangguk.
"Kenapa malu Bu. Ibu harus bangga mempunyai payudara besar. Atau
begini saja Bu. Kalau Ibu malu, aku juga lepas pakaian. Jadi kita
sama-sama malu."
Ibu Ana ingin mencegah Anita melepas pakaiannya. Terlambat. Anita sudah melepas daster kaos yang dipakainya.
"Ibu curang. Kenapa tidak lepas pakaian? Aku yang lepas ya Bu?"
Anita menghampiri Ibu Ana yang setengah menghindar untuk dilepas
pakaiannya. Tetapi akhirnya Anita berhasil melepas kaos ketat termasuk
BH yang dipakai Ibu Ana. Dibelainya kedua payudara Ibu Ana. Ibu Ana
sendiri juga membelai kedua payudara Anita.
"Payudaramu juga indah."
"Tetapi tidak besar Bu. Bagaimana cara menggunakan cream ini Bu?"
Ibu Ana menghentikan keasyikannya membelai kedua payudara Anita. Dia mengambil botol cream tersebut.
Dibukanya dan diambil sedikit. Diusapkannya cream tersebut ke payudara kirinya. Diratakan dan diremas-remas. Anita mengikutinya. Tetapi tidak ke payudaranya. Diambilnya sedikit cream dan diusapkan ke payudara kanan Ibu Ana. Anita melakukannya dengan
gairahnya yang memanas. Ibu Ana ingin menghindar. Tetapi dia merasakan
bahwa remasannya lebih nikmat dari remasan suaminya sendiri. Dia
mendiamkan Anita meremas kedua payudaranya. Dia bahkan menikmatinya dan
ikut meremas kedua payudara Anita tanpa memakai cream. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Keduanya berpandangan dan tersenyum. Anita kemudian memegang kepala Ibu
Ana dan diletakkan di payudara kirinya. Entah mengapa, seolah-olah
sudah pernah melakukan. Bibir Ibu Ana menghisap payudara kiri Anita.
Tangannya membelai dan meremas payudara kanan Anita. Kemudian Ibu Ana
merasa puas dan kemudian merebahkan tubuhnya ke sofa panjang tersebut
sambil kakinya masih di bawah. Anita mengangkat kaki Ibu Ana ke atas
kemudian dia menduduki paha Ibu Ana bagian atas. Diremasnya kedua
payudara Ibu Ana sambil memilin-milin puting payudara kanan Ibu Ana.
Tangan Ibu Ana tidak tinggal diam. Dia ingin juga meremas kedua
payudara Anita. Tetapi Anita pintar menghindar sehingga Ibu Ana
setengah jengkel hanya bisa membelai punggung Anita.
Tidak lama setelah itu Ibu Ana mendorong punggung Anita sehingga
tubuh Anita menindih tubuh Ibu Ana. Kedua payudara mereka saling
menempel. Kemudian mereka saling menggesek-gesekkan puting kedua
payudara. Keduanya sama-sama mengeluarkan suara.
"Ouohh.."
"Ehmm.. ehmm.. ehmm.."
Anita duduk lagi dan membersihkan cream yang menempel di
kedua payudaranya gara-gara didorong Ibu Ana. Ibu Ana membantu
membersihkan tetapi tidak sekedar membersihkan. Diremasnya payudara
kanan Anita dan sekaligus memilin puting payudaranya. Anita selesai
membersihkan cream di kedua payudaranya dan lalu membersihkan
kedua payudara Ibu Ana. Setelah selesai, Anita memegang kedua tangan
Ibu Ana yang asyik mempermainkan kedua payudaranya. Diletakkannya kedua
tangan Ibu Ana ke pundaknya dan mendorong sendiri tubuhnya menindih Ibu
Ana kembali. Kembali kedua payudara mereka saling menempel. Keduanya
kembali sama-sama mengeluarkan suara."Ouohh.."
Kemudian Anita duduk lagi dan mengambil sebuah botol yang ada di
meja. Botol tersebut mirip sebuah penis. Disentuhkannya botol tersebut
ke bibir Ibu Ana. Ibu Ana yang telah mencapai puncak kenikmatan
berusaha mencoba untuk menghisap botol tersebut. Tetapi Anita sengaja
hanya menyentuhkannya. Dia menarik botol tersebut dengan lembut turun
ke bawah melalui leher danakhirnya sampai diantara kedua payudara Ibu
Ana. Botol tersebut digesek-gesekkan turun-naik dan Ibu Ana mengimbangi
dengan memegang kedua payudaranya. Dijepitnya botol tersebut dengan
kedua payudaranya sedangkan Anita masih terus menggesek-gesekkannya
secara turun-naik. Tangan kanannya membelai kedua payudara Ibu Ana
bergantian. Anita menghentikan gesekannya dan botol tersebut kini
pindah ke payudara kanannya. Disentuhkannya botol tersebut mengelilingi
payudara kanannya dilanjutkan dengan aksi botol tersebut mengelilingi
payudara kirinya. "Ehmm.. ehmm.. ehmm.."
Ibu Ana hanya melihat, dan setelah Anita selesai dengan
permainannya, dia memegang tangan Anita yang memegang botol tersebut.
Didorongnya botol tersebut ke mulutnya. Anita lalu mengeluar-masukkan
botol tersebut sambil salah satu tangannya dibimbing oleh kedua tangan
Ibu Ana untuk meremas kedua payudaranya. Setelah beberapa lama, Anita
lalu mengeluarkan botol tersebut dan botol tersebut yang basah
diusapkan ke payudara kirinya. Kemudian botol tersebut diletakkan ke
meja kembali. Ibu Ana yang melihat payudara kiri Anita basah lalu
membersihkan dengan belaian tangannya yang lembut. Kembali mereka
terlena dengan belaian-belaian yang menggairahkan dilanjutkan dengan
saling meremas.
Setelah puas saling meremas kedua payudara, Anita lalu menyentuhkan
kedua puting payudaranya ke kedua puting payudara Ibu Ana. Pelan-pelan
dia turun menindihi Ibu Ana sehingga kedua payudara mereka saling
menempel. "Ouohh.."
Tidak puas begitu saja, keduanya kemudian melanjutkan permainan
binal tersebut hingga titik kenikmatan penghabisan. Sungguh Nikmat
hidup ini.
TAMAT
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
2566